Renungan Ekologis Malam Ini: Menaruh Bendungan di Daerah Rawan?

Beberapa waktu lalu, sebuah korporasi pangkuan negeri Tiongkok datang ke Bumi Pakpak di Dairi. Korporasi yang berfokus pada pertambangan tersebut -- meski dengan menawarkan secercah harapan melalui penyerapan tenaga kerja -- pun hadir serta-merta membawa dampak negatif yang harus dipikul oleh alam Dairi yang begitu rentan bencana itu.

Aksi penolakan telah dilakukan. Perjuangan berdasar penelitian dan penemuan risiko bencana pada diri korporasi tambang telah disuarakan. Di depan kementerian yang menanggung jawabinya, juga di depan perwakilan negeri pemangku korporasi tersebut, unjuk rasa menentang dampak lingkungannya telah dilakukan oleh warga Dairi yang peduli dan sadar telah hidup dari hasil Bumi Pakpak yang subur itu.

Bagaimanapun, banyak warga yang pasrah, tidak tahu duduk perkara masalah, dan hanya berserah. Patut disyukuri masih ada beberapa organisasi non-pemerintahan yang membantu menyadarkan masyarakat untuk memperjuangkan hak mereka untuk hidup dengan tentram tanpa dihantui ketakutan hadirnya beragam bencana alam di tanah yang telah mereka tempati sejak lama.

Kerisauan banyak orang adalah: korporasi tambang tersebut telah sempat mempekerjakan para pemuda, kaum ibu dan bapak setempat. Mereka mendapat penghasilan darinya. Mau tak mau, mereka akan mendukung korporasi itu dan akan berhadapan dengan warga lain -- yang bisajadi masih bagian dari keluarganya sendiri -- yang menolaknya.

Dilematis memang. Ada kesan divide et impera yang begitu kentara. Mudah-mudahan postingan ini tidak dalam rangka menghakimi. Hanya untuk menunjuk apa yang terlihat. Bukan meraba apa yang tidak kasat mata. 

Jangan sampai terjadi perpecahan. Jangan pula mengorbankan alam yang seyogianya juga milik anak cucu kita. Kini keberlangsungannya pun terancam oleh bendungan limbah penuh risiko yang akan segera dibangun. Apalagi izin korporasi yang namanya harus disenyapkan dulu itu, telah dikeluarkan Kementerian berwajib beberapa waktu lalu.

Semua ini bisa ditentukan oleh kesatuan tekad warga Dairi, "khususnya" Kabupaten Dairi. Menerima atau menolak? Tentu keduanya punya konsekuensi masing-masing. Pilihan teraman adalah memikirkan dampak jangka panjang.

Horas Njuahjuah Bumi Pakpak!

0 Komentar