Dalam materi kuliah yang saya bagikan ini, akan dibahas mengenai etika kewajiban dan etika keutamaan, serta hubungan antara keduanya. Oh iya, materi yang saya bagikan ini saya rangkum dari sajian power-point yang ditampilkan oleh Pak Jhon saat mengajar di kelas.
Apakah etika
kewajiban itu?
Etika kewajiban mempelajari prinsip-prinsip dan aturan-aturan moral yang
berlaku untuk perbuatan kita. Etika ini menunjukkan norma-norma dan
prinsip-prinsip mana yang perlu diterapkan dalam hidup moral kita, dan urutan
penting yang berlaku di antaranya.
Jika terjadi konflik antara dua prinsip moral yang tidak
dapat dipenuhi sekaligus, etika ini mencoba menentukan mana yang harus diberi
prioritas. Pendeknya, etika kewajiban menilai benar salahanya kelakukan kita
dengan berpegang pada norma dan prinsip moral saja.
Apakah etika
keutamaan itu?
Etika keutamaan mempelajari keutamaan (virtue), artinya sifat/watak yang
dimiliki manusia. Etika keutamaan tidak menyelidiki apakah perbuatan kita baik
atau tidak, melainkan apakah kita sendiri orang baik atau tidak.
Etika keutamaan mengarahkan fokus perhatiannya pada being
manusia, sedangkan etika kewajiban mengarahkan fokusnya pada doing manusia.
Etika keutamaan ingin menjawab
pertanyaan: “What kind of person should I be?”
Etika kewajiban hendak menjawab
pertanyaan: “What should I do?”
Apakah hubungan
antara etika kewajiban dan etika keutamaan?
Etika kewajiban dan etika keutamaan bukanlah sebuah dilema di mana kita
harus memilih salah satunya untuk menjadi pegangan etis. Moralitas selalu
berkaitan dengan prinsip serta aturan, dan tentu saja dengan kualitas manusia
itu sendiri, dengan sifat wataknya. Oleh sebab itu, kedua etika ini saling
melengkapi dan saling membutuhkan.
Etika keutamaan dan
Watak Moral
Keutamaan adalah disposisi watak (kecenderungan tetap) yang telah diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Keutamaan adalah sifat baik yang mendarah daging pada seseorang, tetapi tidak
semua sifat baik adalah keutamaan.
Kesehatan dan kekuatan fisik adalah sifat baik. Tapi sifat
baik badani ini bukan keutamaan, karena belum tentu terarah pada tingkah laku
yang baik dari segi moral. Jadi, keutamaan mempunyai hubungan eksklusif dengan
moral (keutamaan moral).
Keutamaan adalah
hasil latihan
Keutamaan diperoleh melalui jalan membiasakan diri dan oleh sebab itu ia
merupakan hasil latihan yang terus-menerus. Dalam hal ini, pendidikan memainkan
yang peran sangat penting.
Proses perolehan keutamaan itu disertai upaya korektif,
artinya keutamaan diperoleh dengan mengoreksi suatu sifat awal yang tidak baik.
Proses memperoleh keutamaan berlangsung “melawan arus”, dengan mengatasi
kesulitan yang dialami dalam keadaan biasa.
Contoh: Pengendalian diri sebagai keutamaan terbentuk dengan
melawan kecenderungan yang biasa untuk mencari kesenangan tanpa batas.
Sumber tulisan:
Materi Kuliah Etika II oleh Pdt. Dr. Jhon Kristo Naibaho.
Sumber gambar ilustrasi:
Reactgroup.org
0 Komentar