Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Sipoholon atau biasa disebut sebagai STGH HKBP Sipoholon, STGH HKBP atau STGH saja, adalah salah satu dari empat sekolah tinggi teologi di bawah naungan HKBP (Huria Kristen Batak Protestan). Berawal dari sekolah guru zending, STGH telah ada di lokasi saat ini, yakni di Sipoholon sejak tahun 1901. Sebelumnya secara nomaden, ada sekolah guru zending di Narumonda, dan Pansurnapitu. Mengingat usianya itu, sejatinya STGH merupakan sekolah teologi tertua di negara kita, Indonesia ini.
Sebagai sekolah teologi milik HKBP, lulusan STGH tentu direkomendasikan untuk menjadi calon-calon pelayan di HKBP, meski setelah penyelesaian akreditasi, tidak menutup kemungkinan untuk para alumni berkarier di tempat lain. Setelah lulus dari STGH, jika ingin melayani di HKBP, seorang alumni akan mendaftar melalui Biro Personalia HKBP, kemudian akan dipanggil untuk mengikuti ujian dan wawancara sebelum resmi menjadi calon pelayan HKBP, lebih tepatnya Calon Guru Huria HKBP. Masa "calon" atau vikariat dalam istilah gereja lain, akan dilalui selama tiga tahap, atau biasa disebut sebagai Latihan Persiapan Pelayanan (LPP). Mulai dari LPP 1, LPP 2, dan LPP 3 akan dilalui dengan diselingi oleh pembinaan dan pembuatan Laporan pada masing-masing LPP. Lantas Ujian Gerejawi akan dilakukan setelah mengakhiri LPP 3 atau sebelum menerima tahbisan.
Menurut HKBP, seorang alumni STGH, yang kemudian menjadi Guru Huria HKBP adalah administrator, sekaligus "ahli musik gerejawi". Jika merujuk pada beberapa tahun lalu, Guru Huria merupakan jabatan dan tugas yang selaras dengan Uluan Huria. Artinya, Uluan Huria di HKBP, otomatis adalah Guru Huria. Barangkali, itu menjadi alasan mengapa beberapa Sintua, yang menjabat sebagai Uluan Huria di gereja-gereja HKBP diangkat menjadi voorhanger dan memiliki jubah yang sama dengan jubah Guru Huria saat ini.
Perihal kemampuan musik, mahasiswa STGH memang dididik dan dibina sejak awal untuk memiliki kemampuan di bidang musik gerejawi, baik nyanyian gereja dan musik gereja. Oleh karena itu, sebelum diluluskan dari STGH, seorang mahasiswa akan diuji dalam bidang musik oleh dosen-dosen penguji. Bahkan, setelah penulis menamatkan pendidikan, adik-adik kelas penulis bercerita kalau mereka, sebelum menulis proposal, harus menghadapi ujian musik terlebih dahulu. Jika belum lulus, maka akan diberikan pendampingan intensif oleh para dosen dan pengajar yang berlatar-belakang musik gereja.
Namun demikian, tak kalah pentingnya, kemampuan untuk menempatkan diri di tengah jemaat merupakan hal yang harus dikuasai oleh setiap lulusan STGH. Tak boleh tidak, "anak STGH" memang digembleng untuk hidup berkomunitas, hidup bermasyarakat, terutama hidup berjemaat. Oleh karena itulah, selama di asrama, anak STGH akan disibukkan dengan pelayanan-pelayanan yang menutut perjumpaan dengan para jemaat. Bahkan, beberapa tugas penelitian memang didesain sedemikian rupa agar mahasiswa memiliki ruang untuk hidup bersama jemaat, dan mempelajari bagaimana mereka hidup. Melalui pembelajaran tersebutlah, anak STGH kemudian akan paham, pendekatan apa yang dapat ditempuh untuk memberikan pelayanan kepada mereka.
Meski setiap orang tidak memiliki kemampuan yang sama di bidang yang sama, lulusan STGH tetap diharapkan memiliki profil seperti disebutkan di atas; memiliki kemampuan bermusik dan bermasyarakat. Walaupun pasti akan terjadi perbedaan kemampuan di 'medan' pelayanan, setidaknya seorang lulusan memiliki kemampuan yang decent di kedua bidang tersebut. Soal perbedaan kemampuan, itu hal biasa. Yang pasti seorang alumni harus memiliki kemampuan mendasar perihal itu.
Jika teman-teman yang membaca tulisan ini berminat melanjutkan studi di STGH, atau termotivasi setelah melihat pelayanan seorang Guru Huria di gereja teman-teman beribadah, silakan mendaftar ke sana ya. Kampusnya asri dan sejuk. Penuh dengan pepohonan rindang. Medio 2022 lalu, STGH telah terakreditasi 'Baik' oleh BAN-PT.
Akhir-akhir ini, pihak kampus cukup rutin melakukan pembangunan, menambah sarana prasarana yang ada. Gedung J. Warneck sebagai gedung pekantoran dan ruang ibadah, yang diinisiasi oleh Pdt. Demak Simanjuntak, Ketua STGH 2017 - 2020, telah digunakan secara efektif sejak tahun 2021 lalu. Rusun untuk mahasiswa juga telah rampung dibangun oleh KemenPUPR di samping kiri gedung J. Warneck tersebut. Saat laman ini disunting, STGH baru menyelesaikan pembangunan Gedung Multifungsi (Aula, Ruang Makan, dsb) untuk menunjang proses pendidikan dan kehidupan asrama STGH. Selain itu, jika sejak tahun 1999 sampai tahun 2021 hanya menerima laki-laki, sejak Tahun Ajaran 2022, STGH telah menerima kembali mahasiswa perempuan.
Jika hanya sekadar berkunjung, silakan datang ke Kompleks Seminari Sipoholon ya teman-teman. Baru-baru ini, HKBP membangun beberapa ruang doa di sekitar kompleks, lho. Jadi seteleh berkunjung ke STGH, teman-teman bisa sekaligus berwisata rohani ke rumah doa. Dekat kok, hanya sekitar 300 meter saja dari asrama STGH. Untuk alamat lengkapnya di Desa Simanungkalit, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara. Jika teman-teman menyalurkan berkat; mengirimkan sesuatu yang dapat membantu STGH, boleh lewat Pos ya. Kode posnya 22452.
0 Komentar