Merayakan Kesuksesan Manchester City Menjuarai Liga Champions Eropa

Finally! Setelah penantian sekian lama, akhirnya Manchester City berhasil menjuarai Liga Champions Eropa. Setelah mencoba beberapa musim, skuad besutan Pep Guardiola — yang sebelumnya telah sukses menjuarainya bersama FC Barcelona — itu mampu memenangkan pertandingan, menyudahi perlawanan Internazionale Milano dengan skor 1-0. Gol sematawayang Rodrigo di menit 60-an cukup untuk mengantarkan klub yang akrab disebut Man City itu meraih tropi 'si kuping besar' pertama mereka.

Akhir-akhir ini aku memang tidak terlalu rutin menonton sepakbola Eropa. Namun, untuk pertandingan-pertandingan penuh animo seperti Semi Final dan Final Liga Champions begitu sayang untuk dilewatkan. Oleh karenanya, aku memilih untuk begadang demi menonton pertandingan apik tersebut. Awalnya aku berniat untuk tidur dulu, namun tak kunjung terlelap. Hingga sampai pukul 1 dini hari aku tetap terjaga. Aku pun menunggu sampai pukul 2, di mana kick off akan dilakukan. Jujur aku tak suka menonton pertunjukkan sebelum pertandingan.

Mendukung Manchester City kupilih karena mengingat Pep Guardiola yang berjuang untuk mempertaruhkan nama baiknya. Trofi Liga Champions adalah satu-satunya trofi yang belum didapatkan oleh Guardiola selama melatih Man City. Bukan untuk pembuktian semata, namun melihat kerja kerasnya mempersiapkan skuat City beberapa musim terakhir, ia pantas mendapatkannya. Rekor pelatih yang bisa meraih trebel dengan dua tim yang berbeda juga menjadi rekor yang pantas dicetak oleh Guardiola.

Selama 90 menit pertandingan, aku menilai permainan City memang tidak selepas pertandingan-pertandingan lain mereka. Pressure untuk memenangkan pertandingan dan mengangkat trofi betul-betul mempengaruhi mentalitas bermain mereka sepertinya. Haaland yang diprediksi menjadi ujung tombak, tidak berhasil memuaskan prediksi penonton. Peluang emas tidak bisa ia ciptakan, walaupun De Bruyne dan Gündogan secara bergantian menggoyang pertahanan Inter. Haaland tak bisa melepaskan dirinya mencari ruang kosong.

Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba, gol yang dinanti-nanti tim dan suporter City tiba di babak kedua, tepatnya di menit ke-68. Rodrigo yang tidak dikawal berhasil menyontekkan bola hasil rebound dari badan pemain Inter ke gawang Onana. Skor pun berubah menjadi 1-0. Tidak banyak yang berubah setelah gol itu. Meski Inter terus melancarkan serangan, mencoba membalas, skor tak berubah hingga wasit meniup pluit panjang.

Skor akhir pun City 1-0 Inter. Gündogan sebagai kapten mengangkat trofi sikuping besar untuk yang pertama sekali dalam sejarah Manchester City. Perayaan pun dimulai. Aku turut gembira untuk Guardiola. Selamat untuk Man City dan Guardiola.

0 Komentar