Doa Bapa Kami – secara sederhana dipahami – merupakan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya. Yesus mengajarkan doa tersebut kepada murid-muridNya menyusul permintaan murid-muridNya tersebut yang ingin juga diajarkan berdoa sebagaimana Yohanes mengajarkan murid-muridnya untuk berdoa. Tetapi lebih daripada itu, Doa Bapa Kami bukan hanya sebagai doa yang diajarkan oleh Yesus. Doa Bapa Kami pada hakikatnya adalah sarana bagi Yesus untuk mempersilakan manusia, terlebih umat percaya agar dapat “memiliki” Bapa yang sama dengan Yesus, yakni Allah Bapa.
Perkataan “Bapa Kami” pada awal doa yang diajarkan oleh Yesus itu, menunjukkan bahwa Bapanya Yesus adalah juga Bapa kita semua orang percaya. Yesuslah yang mengajarkannya. Melalui Doa Bapa Kami, kita dilayakkan untuk ikut memanggil Bapa Yesus sebagai Bapa kita juga. Bapa yang dimaksud dalam Doa Bapa Kami, tak lain tak bukan adalah Bapa yang juga dipanggil oleh Yesus ketika Ia berdoa di Taman Getsemane pada momen-momen terakhir sebelum Ia disalibkan.
Secara praktik, Doa Bapa Kami merupakan doa yang paling rutin diucapkan, dimohonkan dan dilafalkan oleh orang-orang percaya. Di Gereja-gereja pada umumnya, setiap minggu atau setiap sabat, bahkan juga pada ibadah-ibadah lainnya selain ibadah raya, Doa Bapa Kami selalu menjadi doa untuk mengakhiri/menutup ibadah. Di beberapa kesempatan, pendeta atau pelayan gereja yang memimpin ibadah, sering mengatakan “untuk menyempurnakan ibadah kita, marilah kita sama-sama berdoa di dalam Doa Bapa Kami…”. Kalimat ini menunjukkan betapa pentingnya Doa Bapa Kami dalam keimanan orang percaya.
Perihal isi Doa Bapa Kami, ada sebuah pola yang unik yang secara tidak langsung menunjukkan kebesaran, keutamaan Allah sebagai tujuan doa yang terdapat di dalam “Doa Pusat” (bdk. Bahasa Indonesia dari Istilah Batak: Tangiang Hatopan) tersebut. Pemujian kepada Allah, Permintaan kepada Allah dan ditutup dengan Pemujian kembali kepada Allah merupakan pola istimewa yang menginspirasi doa-doa lain yang dilafalkan oleh orang-orang percaya.
Pada bagian pertama, yakni bagian Pemujian kepada Allah, Yesus mengajarkan bahwa, yang pertama, Nama Allah haruslah dikuduskan. Hal ini juga barangkali berkaitan dengan apa yang diperintahkan oleh titah ketiga, agar jangan ada yang sembarangan menyebut nama Tuhan. Kedua, Yesus juga mengajarkan agar orang-orang percaya senantiasa meminta supaya Kerajaan Allah, dan juga kehendak-kehendakNya terjadi di bumi sebagaimana juga terjadi di surga. Pengajaran Yesus pada bagian doa ini, bila kita imani secara mendalam, hendak mengajak kita agar sepenuhnya bergantung kepada rencana Allah dalam hidup kita di dunia ini.
Setelah umat percaya memberi pengakuan akan kuasa dan kemuliaan Allah serta kerajaan dan kehendakNya yang harus terjadi di bumi, barulah kita dipersilakan untuk meminta apa yang patut kita minta. Permintaan yang dipersilakan oleh Yesus untuk diminta oleh orang percaya tidaklah banyak-banyak. Yang pertama yang diminta ialah makanan yang secukupnya. Kata secukupnya haruslah digarisbawahi dalam hal ini. Tidak ada yang berlebih. Semua meminta apa yang mereka perlukan, bukan apa yang mereka inginkan. (bdk. Hangoluan Siapari=makanan yang secukupnya). Yang kedua kita dipersilakan untuk meminta keampunan dosa sebagimana kita adalah umat berdosa yang disucikan oleh darah Kristus atas rencana Allah dan oleh pengajaran Roh Kudus kita mengerti hal itu. Kita juga dipersilakan untuk meminta agar kita dijauhkan daripada pencobaan-pencobaan yang dilakukan oleh si iblis.
Dari Allah kembali kepada Allah, demikianlah kurang lebih pola Doa Bapa Kami di mana bagian penutupnya diisi dengan pujian kembali kepada Allah. Lewat pengakuan bahwa Allah-lah yang empunya kerajaan, kuasa dan kemuliaan, manusia dan umat percaya kembali diingatkan agar senantiasa mempermuliakan Allah di dalam doa dan juga hidupnya. Oleh karena itu, tuntutan Doa Bapa Kami menginspirasi orang percaya agar di dalam hidupnya haruslah mengawali dan mengakhiri setiap pekerjaannya dengan ucapan syukur dan juga pengenalan akan kuasa dan kemuliaan Allah.
Marilah menghidupi isi Doa Bapa Kami! Jika memungkinkan, sesering mungkin, mari melafalkan dan meminta di dalam Doa Bapa Kami pada berbagai kesempatan di sela-sela kegiatan maupun pekerjaan kita sehari-hari. Lebih baik pula jika bersama-sama dengan keluarga, sanak saudara, teman-teman, kita bersama-sama meminta di dalam doa yang besar ini.
0 Komentar