Entah sudah berapa jam kita habiskan di rumah saja selama masa pandemi Covid-19 ini. Memang membosankan terkadang. Tapi apa boleh buat. Pandemi ini tidak memandang siapapun. Setiap orang punya kesempatan yang sama untuk terjangkit. Bahkan ada yang tidak menunjukkan gejala sama sekali, ternyata sudah terjangkit virus.
Intinya, lebih baik mencegah, daripada harus mengobati (entah ke mana harus diobati karena sudah banyak pasien yang sedang ditangani sekarang). Jadi, keputusan paling etis adalah untuk tidak terjangkit, agar pihak medis dan pemerintah tidak semakin terbebani dalam kondisi paceklik ini. Supaya tidak terjangkit, kita harus sebisa mungkin menghindari kontak fisik dengan sembarang orang yang tidak kita kenal. Karena, penyebaran dari virus penyebab Covid-19 ini adalah melalui droplet yang disebarkan oleh orang yang terinfeksi kepada orang lain saat melakukan kontak fisik; melalui air liur, cairan ingus, keringat dan cairan lain yang dikeluarkan dari tubuh orang yang terinfeksi.
Oleh karenanya, jika harus keluar rumah, hindari kerumunan, dan terutama kontak fisik dengan sembarang orang. Pakai masker sebagai pelindung diri, dan bersihkan diri setelah sampai di rumah. Anda pasti sudah tahu tujuannya apa.
Di tengah stay home yang bisa saja membosankan ini, kita bisa melakukan aktivitas yang justru akan memutarbalikkan keadaan; menjadikan stay home ini lebih menyenangkan. Kita bisa berolahraga di rumah, menumbuhkan hobi baru seperti membaca, bermain game, dan sebagainya. Kita juga bisa menghabiskan waktu bersama anggota keluarga. Satu hal yang sering terlupakan dalam kebersamaan dengan keluarga adalah ibadah bersama. Bagi saya, stay home akibat pandemi ini bisa jadi momentum untuk kita berefleksi sejenak, menanyakan pada diri kita, seberapa banyak waktu yang telah kita habiskan dalam hidup kita untuk beribadah bersama anggota keluarga kita.
Ibadah bersama keluarga ini dapat menjadi media bagi kita untuk lebih mendekatkan diri pada keluarga, terutama mendekatkan keluarga inti kita pada persekutuan dengan-Nya. Dengan mendekam pada kesunyian bersama keluarga kita, akan ada suasana baru, suasana yang berbeda yang kita rasakan. Berbeda dari suasana yang kita alami saat beribadah di dalam gedung gereja.
Pilihan ini saya tawarkan kepada kita. Kita bisa membaca Alkitab bersama. Kita bisa belajar dan mendalami Alkitab bersama-sama. Kita dapat bernyanyi bersama, baik dari Kidung Jemaat, Buku Ende, atau buku nyanyian apa pun yang kita pakai di gereja kita masing-masing. Terlebih lagi, kita dapat bersama-sama dengan keluarga kita, memohon di dalam doa kepada-Nya, agar pandemi ini cepat berlalu, dan kehidupan umat pun pulih.
Tak ada lagi yang terluka, tak ada lagi yang menderita. Kita juga hendaknya mendoakan pemerintah agar arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan di saat pandemi ini, juga mendoakan para tim medis yang berada di garda terdepan untuk menangani para parsien yang sudah terlanjur terjangkit penyakit akibat penyebaran virus yang sangat cepat.
0 Komentar